Cerita Panas
Tanpa perkenalan anggap saja nama aku Udin, aku berasal dari
desa sei tabuk kebetulan aku baru lulus SMA. Pada saat libur panjang, waktu itu
aku berkunjung kerumah tante di Banjarmasin karena diminta ayah untuk mengantarkan
undangan acara perkawinan keluarga di sei tabuk. Dalam perjalanan menuju rumah tante
di salah satu komplek perumahan elite di Banjarmasin, aku cuma menggunakan jasa
angkot (maklum org susah), begitu aku sampai di depan kompleknya tante, badan aku
kan basah karena keringatan bekas di dalam taxi angkot yang panas dan yang apesnya
lagi aku dikira satpam komplek itu pengemis. setelah di introgasi lumayan lama di
pos, kemudian mobil berwarna putih stop di depan pos itu dan ternyata dia adalah
tante aku, Lalu aku di suruh tante supaya naik ke mobil dia.
Awalnya sih aku terkejut
karena aku lumayan lama juga ngga ketemu sama tante, saat aku liat dia dari ujung
rambut sampai ujung kaki begitu mulus sekali kulitnya, lalu tante bilang "
Lho knp kamu diam aja ? ayo donk masuk ke rumah ". lalu aku tersentak "oh..
iy tante " rupanya kami berdua sudah sampai.
" Lho knp rumah sebesar ini sepi tante " aku membuka
pembicaraan, oh.. ternyata di rumah ini tante sdh biasa tinggal sendiri karena suaminya
sering pergi keluar kota karena keperluan bisnis, sedangkan pembantunya datangnya
satu kali dalam seminggu aja. dalam hati aku senang sekali karena bisa berduaan
dengan bidadari yang satu ini, walau dia sdh bersuami beda banget sama cwe - cwe
yang ada di desa aku.
Ini tante undangan yang di titipkan ayah untuk tante, lalu
tante bilang " iy.. makasih sdh repot" sdh ngntar jauh - jauh ke sni ".
ketika aku mau pamitan pulang tante meminta aku supaya malam ini menemani dia di
rumah maklum di rumah ini ngga ada pria yang menjaga tante dengan suara manjanya,
tanpa pikir panjang aku langsung menganggukan kepala. ketika itu tante masuk ke
kamar dan aku duduk di depan tv sambil duduk di sofanya yang empuk, se empuk pantatnya
tante. He..
Baru di tinggal sebentar aku udah kangen berat sama tante, abisnya
dia cantik sih..
lalu dia keluar dari kamarnya
hanya memakai lingeri, tanpa basa basi mataku langsung melotot ke arah tante yang
kira - kira tinggi badannya sekitar 185cm putih mulus dan payu dara lumayan besar,
membuat aku penasaran dengan label ukuran bra yg di pakai tante. kemudian tante
duduk persis di seberang aku dengan kaki menyilang karena dia pakai lingeri jadi
celana dalamnya sedikit keliatan berwarna putih, sambil membaca novel dan minum
secangkir teh panas.
Mata aku sesekali melirik ke arah tante supaya dia nggak curiga,
kemudian tante minta tolong sama aku " Din, kamu bisa mijit ngga ? tolong donk
kamu pijitin kaki tante ". dalam hati aku berpikir ini kesempatan emas supaya
lebih jelas memandangi keindahan tubuhnya lebih dekat. kemudian aku bergegas menghampiri tante, lalu aku nanya " kaki yang sebelah mana tante ? " trus tante
jawab " terserah udin aja yang mana duluan, soalnya kaki tante dua2 nya sakit
". Lalu aku pijit kaki tante yang halus putih bening itu sambil meraba - raba
ke arah paha bagian atas sedikit - demi sedikit, rupanya dia sangat menikmati pijitan
aku dan bilang " kalo tau kamu bisa mijit, sdh dari dulu kamu saya suruh ke
sini din ". mendengar itu aku cuman bisa tersenyum saja soalnya aku lagi asyik
memandangi dada tante yang ternyata tidak memakai bra, aku tau tante tidak memakai
bra karena dua putingnya terlihat dengan jelas di balik lingeri tipis yang di pakai
tante, fokus aku yang sudah mulai kacau karna otong sdh mulai mengeras dan di saat
itu tante memegangi gelas yg berisikan teh panas karena mau di minum, tanpa disadari aku tak sengaja menekan kaki tante yang
putih mulus itu terlalu keras, sehingga membuat tante terkejut dan kesakitan maka tersiramlah
teh panas itu ke seluruh badan ku.
Bagaimana panaskan ceritanya ? he__
0 comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, mohon berikan komentar anda disini