Friday, 24 October 2014

Macam-macam suku Dayak di Kalimantan

Posted by Unknown 11:23, under | No comments

Ian bLink - Aku adalah penduduk asli orang borneo karena silsilah kedua orang tua aku berasal dari Kalimantan dan menetap tinggal di kota Banjarmasin, kali ini aku akan membahas suku dayak yang berasal dari Kalimantan.

Suku Dayak sangat dikenal dan ditakuti di Indonesia maupun mancanegara, selain jago menggunakan mandau ( mandau terbang ) atau sumpit, suku dayak juga dikenal memiliki ilmu mistis yang sangat kuat. Tapi tidak semua penduduk Kalimantan yang bisa seperti itu. Langsung aja.. yuk kita lihat tentang macam-macam suku dayak.

Suku Dayak Bakumpai

Suku Dayak Bakumpai (Becompaijers/Bekoempaiers)
Suku Dayak Bakumpai (Belanda:Becompaijrs/Bekoempaiers) adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju yang beragamakan islam. Suku Bakumpai terutama mendiami di pesisir tepian sungai barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu kota Marabahan (sebagai pusatnya) sampai kota Puruk Cahu dan Murung Raya. Suku Bakumpai merupakan suku baru yang muncul dalam sensus penduduk tahun 2000 dan 7.51% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Bakumpai tergabung ke dalam suku Dayak pada sensus tahun 1930.

Suku Bakumpai berasal dari bagian hulu dan bekas distrik Bakumpai sedangkan dibagian hilirnya adalah pemukiman orang Barangas (Baraki). Sebelah ulu (utara) dari wilayah bekas distrik Bakumpai adalah wilayah distrik Mangkatip (Mengkatip) merupakan Suku Dayak Bara Dia atau Suku Dayak Mangkatip. Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan suku Dayak Ngaju atau Tanah Dayak.

Suku Dayak Benuaq

Tarian dari Suku Dayak Benuaq
Dayak Benuaq adalah Suku Dayak dari Kutai Barat (Kalimantan Timur).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli suku ini dipercaya berasal dari Dayak Lawangan sub suku Ot Danum dari Kalimantan Tengah. Benuaq sendiri berasal dari kata Benua dalam arti luasnya adalah suatu wilayah atau daerah teritori tertentu.
Menurut leluhur orang Benuaq dan berdasarkan dialek bahasa dalam Bahasa Benuaq, diyakini oleh bahwa orang Benuaq justru tidak berasal dari Kalimantan Tengah,kecuali dari sekelompok Seniang Jatu. Masing-masing mempunyai cerita/sejarah bahwa leluhur keberadaan mereka di bumi langsung di tempat mereka sekarang. Tidak berimigrasi yang dikatakan para ahli.

Prosesi adat kematian Dayak Benuaq dilaksanakan secara berjenjang. Jenjang ini menunjukkan makin membaiknya kehidupan roh orang yang meninggal di alam baka. Orang Dayak Benuaq percaya bahwa alam baqa memiliki tingkat kehidupan yang berbeda sesuai dengan tingkat upacara yang dilaksanakan orang yang masih hidup (keluarga dan kerabat).
Alam baka dalam bahasa Benuaq disebut secara umum adalah Lumut. Di dalam Lumut terdapat tingkat (kualitas) kehidupan alam baqa. Kepercayaan Orang Dayak Benuaq tidak mengenal Nereka. Perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan Orang Dayak Benuaq telah mendapat ganjaran selama mereka hidup, baik berupa tulah, kutukan, bencana/malapetaka, penderitaan dll. Itu sebabnya Orang Dayak Benuaq meyakini jika terjadi yang tidak baik dalam kehidupan berarti telah terjadi pelanggaran adat dan perbuatan yang tidak baik. Untuk menghindari kehidupan yang penuh bencana, maka orang Dayak Benuaq berusaha menjalankan adat dengan sempurna dan menjalankan kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Secara garis besar terdapat 3 tingkatan acara Adat kematian :
  • Parepm Api
  • Kenyauw
  • Kwangkai Kewotoq (Kwangkey)

Suku Dayak Kenyah

Suku Dayak Kenyah

Suku Kenyah adalah suku Dayak yang termasuk rumpun kenyah-Kayan-Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Dari wilayah tersebut suku Kenyah memasuki Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur melalui sungai Iwan di Sarawak terpecah dua sebagian menuju daerah Apau Kayan yang sebelumnya ditempati suku Kayan dan sebagian yang lainnya menuju daerah Bahau. Pergerakan suku ini menuju ke hilir akhirnya sampai ke daerah Mahakam dan akhirnya sebagian menetap di Kampung Pampang Samarinda Utara, Samarinda. Sebagian lagi bergerak ke hilir menuju Tanjung Palas. Suku Kenyah merupakan 2,4% penduduk Kutai Barat.

Suku Kenyah terbagi menjadi Kenyah Dataran Rendah dan Kenyah Dataran Tinggi /Usun Apau Kenyah.
Seni budaya suku Kenyah sangat halus dan menarik, sehingga ragam seni hias banyak dipakai pada bangunan-bangunan di Kalimantan Timur.Bukan Sahaja terdiri dari pada seni ukiran tetapi tarian dan juga cara hidup, Dayak Kenyah terdiri dari beberapa sub suku lagi seperti:
  • Kenyah Bakung [xkl]
  • Kenyah Lepok Bam [xkl]
  • Kenyah Lepok Jalan [xkl]
  • Kenyah Lepok Tau' [xkl]
  • Kenyah Lepok Tepu [xkl]
  • Kenyah Lepok Ke [xkl]
  • Kenyah Umag Tukung [xkl]
  • Kenyah Umag Maut [xkl]
  • Kenyah Lepok Timei [whk]
  • Kenyah Lepok Kulit [whk]
  • Kenyah Umag Lasan [xky]
  • Kenyah Umag Lung [ulu]

Suku Dayak Mali

Lukisan Dayak Mali

Suku Dayak Mali adalah suku Dayak yang termasuk rumpun Klemantan Dayak Darat terdapat di Kabupaten Sanggau terutama mendiami seluruh Kecamatan Balai, Sanggau (Kota Kecamatan Batang Tarang), Kalimanatan Barat.

Agama
Suku Dayak Mali sebagian besar beragama Kristen Katolik dan sebagian Kristen Protestan, sedangkan yang beragama Islam hampir tidak ada . Kebanyakan orang Dayak yang memeluk agama Islam karena perkawinan dengan Suku Melayu. Dalam Agama Islam juga mengharamkan babi sedangkan suku Dayak, babi merupakan binatang yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan dalam adat Dayak. Tetapi ada sebagian Dayak mali mengakui diri secara umum dengan agama nenek moyang yaitu dinamisme atau animisme. Namun secara umum mengaku diri juga beragama Kristen Katolik dan Protestan. Agama Islam selalu menyangkut atau berhubungan dengan suku Melayu sedangkan Dayak selalu menyebut diri sebagai orang Darat Kristiani. Apabila orang Dayak masuk Islam maka akan di sebut masuk Melayu, Demikian juga sebaliknya dengan orang Melayu yang masuk kristen maka akan di sebut masuk Darat Dayak.

Dan masih banyak lagi suku Dayak di Kalimantan mereka bertempat tinggal di pendalaman dan hanya beberapa yang tinggal di kota hanya untuk mencari kerja saja tapi rata-rata kebanyakan tinggal di pendalaman saja. Saya pernah ke Pampang begitu indahnya disana dengan adat-istiadat yang begitu kental dan mendalami semua ajaran-ajaran yang di berikan nenek moyang. Aku begitu kagum bukan hanya ramah dan tata bicaranya yang sopan saja tapi juga keharmonis juga ada di situ. Nah itu saja yang dapat saya sampaikan. Terima kasih sudah setia berkunjung di bLognya kakanakan urang banjar.. .!!



0 comments:

Post a Comment

Sebagai pembaca yang baik, mohon berikan komentar anda disini